Gagal Jadi Anggota DPR RI, Baliho Dimyati Natakusumah Mau Jadi Calon Gubernu Banten Bertebaran
BANTEN – Dimyati Natakusumah, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang gagal Jadi anggota DPR RI, mulai bermanuver menuju Pemilihan Gubenur Banten 2024.
Diketahui, Achmad Dimyati Natakusumah, merupakan petahana DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera dan juga suami dari Bupati Pandeglang Irna Narulita.
Pada Pemilu DPR RI 2024, Dimyati mendapatkan nomor urut 1 dari PKS dapil Banten l (Pandeglang-Lebak), hanya memperoleh 55.652 suara dengan total suara caleg dan partai sebanyak 101.311 suara. PKS terancam kehilangan kursi dari dapil Banten l dan membuat Dimyati gagal melenggang ke Senayan.
Lihat juga Pemilu Belum Beres, Kerja KPU Bertambah dengan Dimulainya Tahapan Pemilihan Serentak 2024
Menurut Pengamat Politik, Usep Saepul Ahyar, Dimyati memiliki kesempatan besar untuk mencalonkan diri sebagai calon Gubernur atau Wakil Gubernur Banten setelah gagal terpilih kembali sebagai Anggota DPR RI periode 2024-2029. Hal itu karena Dimyati memiliki sepak terjang yang cukup banyak baik di legislatif maupun di eksekutif.
“Dia mantan Bupati Pandeglang 2 periode kalau tidak salah ya, lalu kemudian juga di legislatif itu juga beberapa periode ya mau mewakili PPP ataupun PKS di Senayan. Nah itu saya kira modal yang cukup baik untuk mencoba peruntungan di pencalonan gubernur,” ujarnya melalui sambungan telepon, Sabtu, (16/03/2024).
Selain itu, kata Usep, Dimyati juga merupakan elit di PKS sehingga bisa mempengaruhi kebijakan partai yang akan diambil dalam menghadapi Pemilihan Seretak atau Pilkada Banten 2024. Sehingga saat ini jika dilihat dari banyaknya baliho yang terpasang terlihat keseriusan Dimyati untuk maju pada Pilkada Banten. Namun, jumlah perolehan kursi di DPRD Banten mengharuskan PKS berkoalisi dengan partai lain.
“PKS ini juga belum cukup kalau mencalonkan sendiri karena harus 20% harus berkoalisi dengan partai lain. Itu tentu ada tawar-menawar dengan partai lain siapa yang akan diusung. Saya kira masih dalam proses atau dalam tahap penjajakan diantara partai,” jelasnya.
Dikatakan Usep, peta koalisi Pilkada biasanya mengikuti figur yang mencalonkan diri sehingga menjadi pertimbangan untuk partai mengusung tergantung elektabilitas figur tersebut. Saat ini, menurutnya elektabilitas Dimyati masih jauh dibawah Wahidin Halim, Airin Rachmi Diany, dan Rano Karno yang telah lebih dulu mensosialisasikan diri akan maju pada Pilkada Banten.
Akan tetapi, ungkap Usep, jika dibandingkan dengan rekan separtainya yaitu Gembong R Sumedi elektabilitasnya tidak kalah jauh meskipun Gembong sudah lebih dahulu.
“Gembong lebih dulu ya startnya awal tapi juga memang secara elektabilitas dia tidak naik juga. Jadi memang posisinya Kalau menurut saya walaupun dia duluan posisinya ya masih sama semuanya juga masih belum secara resmi dinyatakan oleh partai siapa yang akan diusung,” jelasnya.
Usep menuturkan, sosok Dimyati merupakan figur yang sering berpindah-pindah partai. Sehingga sangat memungkinkan dirinya juga akan menjajaki partia lain untuk mengusungnya pada Pilkada Banten. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan lompat dari PKS.
“Pak Dimyati juga punya catatan loncat sana loncat sini partainya. Jadi sebenernya kalau menurut saya tidak hanya menjajaki PKS tapi juga partai lain,” katanya.
Usep menambahkan, peta politik untuk Pilkada 2024 berbeda antara sebelum dan sesudah Pemilu terlaksana. Hal itu karena banyak tokoh yang berpotensi gagal mendapatkan kursi anggota legislatif akhirnya mencoba peruntungan kembali pada Pilkada 2024.
Hingga berita ini dipublikasikan Ketua DPW PKS Banten Gembong R Sumedi masih belum memberikan tanggapannya terkait sosok siapa yang akan diusung PKS pada Pilkada Banten 2024. (ukt)