Banten

Nasib Buruk Ibukota Provinsi Banten, Anak Putus Sekolah Masih Banyak

BANTEN – Nasib buruk masih menggelayuti Kota Serang yang juga Ibukota Provinsi Banten. Sampai hari ini jumalh anak putus sekolah yang ditunjukkan dalam statistik angka putus sekolah yang mencapai 8.708 dari semua jenjang pendidikan dari SD, SMP dan SMA Sederajat.

Hal itu diungkapkan Bonix Maulana, Official Coordinator USAID (United States Agency For International Development) Banten dalam Diskusi Pengembalian Anak Tidak Sekolah di Kota Serang, Rabu (26/7/2023), di Hotel Nunia Tamansari, Kota Serang.

Bonix menyampaikan, atas dasar angka putus sekolah di Kota Serang yang tinggi itu, USAID mendorong agar tata kelola pemerintahan, terutama di bidang pendidikan dapat ditingkatkan.

“Sebagai informasi itu (angka putus sekolah) dari data Dapodik,” kata Bonix dalam sambutannya.

Lihat juga Penghitungan Populasi Manusia Menggunakan Algoritma Biometrik AI

Pihaknya menginginkan agar putra-putri di Kota Serang yang putus sekolah bisa kembali bersekolah. Saat ini, USAID bekerjasama dengan Pemkot Serang sudah mengembalikan 133 siswa ke sekolah.

“Sebanyak 133 atau baru 2% yang kita dorong supaya putra-putri ini bisa kembali sekolah. Nanti di 2025 lambat laun angka ini bisa beberkurang,” tambah Bonix.

Di tempat yang sama, Walikota Serang Syafrudin mengakui, meskipun sebagai Ibukota Provinsi Banten, angka putus sekolah di Kota Serang masih banyak. Walikota menginstruksikan agar Lurah dan Camat di Kota Serang mendata secara rinci angka putus sekolah agar bisa diselesaikan dan dilaporkan ke Dinas Pendidikan.

“Kalau melihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Serang ini lebih rendah dari IPM Provinsi. Targetnya 73.54% tapi hanya tercapai 72.98% sementara IPM Banten 73.32,” ungkap Syafrudin.

Syafrudin juga memprediksi bahwa angka putus sekolah di Kota Serang lebih dari 133 orang tetapi lebih dari itu. Sehingga pada 2045 atau Indonesia emas tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah.

Salah satu siswa putus sekolah di Kasemen yang mendapatkan bantuan dari USAID, Muhammad Rizuliansyah mengaku senang bisa kembali bersekolah. Sebelumnya ia putus sekolah saat kelas 3 SD dan melanjutkan sekolah paket di Madrasah. “Tidak punya biayanya,” kata Rizuliansyah saat ditanya banteninside.co.id.

Kasi PMK Kelurahan Kasemen Sufinah yang mendampingi Muhammad Rizuliansyah membenarkan alas an tersebut. Setelah mendapatkan bantuan dari USAID, Muhammad Rizuliansyah bisa melanjutkan ke sekolah tingkat SMP.

“Anak ini putus dari sekolah dari kelas 3 SD, dia ikut paket di Madrasah sekarang lanjut ke SMP atas bantuan ini. Mungkin dari keluarganya nggak ada biaya tapi anaknya mau sekolah,” tuturnya.

Sufinah mengungkapkan, dari Kelurahan Kasemen ada 5 siswa penerima bantuan dari USAID. Rata-rata semua karena terkendala biaya. (ukt)

Leave a Reply

Back to top button
Home
Search
Daftar
Laporkan
Stats