Undang-undang tentang kerja sama di bidang pertahanan dengan lima negara ini juga telah diundangkan oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi pada 28 Oktober 2024.Kerja sama pertahanan adalah salah satu cara bagi Indonesia untuk memperkuat keamanan nasional serta memperluas hubungan diplomatik dengan negara lain. Indonesia telah menjalin kerja sama pertahanan dengan beberapa negara, seperti India, Prancis, Uni Emirat Arab, Kamboja, dan Brasil. Selain itu, kerjasama pertahanan juga telah terjalin dengan Korea Selatan dan Turki. Kerja sama ini mencakup pelatihan militer, pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), serta pertukaran informasi dan teknologi di bidang pertahanan.
Mari kita lirik beberapa teknologi canggih yang bisa membuat Indonesia semakin kuat melalui keunggulan teknologi sistem senjata terbaru dari negara-negara tersebut.
1. Kerja Sama dengan India
Indonesia dan India memiliki kerja sama pertahanan yang erat, termasuk latihan gabungan angkatan laut dan angkatan udara. Salah satu produk unggulan India dalam teknologi pertahanan adalah BrahMos, sebuah rudal jelajah supersonik yang dikembangkan bersama dengan Rusia. Keunggulan BrahMos terletak pada kecepatannya yang mencapai Mach 3 (tiga kali kecepatan suara) dan presisi tinggi, membuatnya ideal untuk menyerang target strategis di darat maupun laut.
2. Kerja Sama dengan Prancis
Prancis adalah salah satu mitra utama Indonesia dalam kerja sama pertahanan, terutama dalam pengadaan alutsista. Indonesia telah mengakuisisi pesawat tempur Dassault Rafale dari Prancis, yang dikenal karena kemampuannya sebagai pesawat multi-peran dengan teknologi siluman, avionik canggih, dan kemampuan manuver yang unggul. Pesawat ini dirancang untuk menjalankan berbagai misi seperti serangan udara ke darat, pertempuran udara, dan pengawasan.
Prancis juga terkenal dengan kapal selam Scorpène, yang menawarkan kemampuan siluman dan daya tahan operasional di bawah laut yang sangat baik.
3. Kerja Sama dengan Uni Emirat Arab (UEA)
Uni Emirat Arab dan Indonesia telah melakukan kerja sama dalam bidang pelatihan militer dan pertukaran teknologi. UEA memiliki jaringan diplomasi yang sangat berpengaruh baik di kawasan negara-negara teluk, maupun di regional.
4. Kerja Sama dengan Kamboja
Kerja sama Indonesia dengan Kamboja lebih berfokus pada pelatihan militer dan peningkatan kemampuan personel militer. Kedua negara secara rutin melakukan latihan bersama dan berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan keamanan. Ibarat kakak dan adik, Indonesia dan Kamboja bisa saja terikat dalam bila dibutuhkan untuk saling membantu mengirimkan personel kombatan bila salah satu mendapat ancaman. Seperti halnya perang proxy pada saat ini yang terjadi di Ukraina dimana pasukan ukraina mendapat bantuan personil dari negara NATO dan sebaliknya Rusia mendapat kiriman personel dari cina dan korea utara sebagai personel mercenary.
5. Kerja Sama dengan Brasil
Brasil dikenal dengan industri pertahanannya yang maju di Amerika Latin. Salah satu produk unggulan mereka adalah pesawat serang ringan Embraer EMB 314 Super Tucano, yang sudah digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) untuk patroli dan operasi tempur ringan. Super Tucano memiliki keunggulan pada kemampuan manuver, daya tahan, serta fleksibilitas dalam berbagai misi militer.
Indonesia juga menjalin kerja sama pertahanan strategis dengan Turki dan Korea Selatan, dua negara yang memiliki kemajuan signifikan dalam teknologi persenjataan. Berikut adalah beberapa produk alutsista yang dihasilkan dari kerja sama ini:
6. Kerja Sama dengan Korea Selatan
Indonesia dan Korea Selatan bekerja sama dalam pengembangan pesawat tempur generasi 4.5, KF-21 Boramae. Pesawat ini merupakan hasil proyek kerja sama antara Korea Aerospace Industries (KAI) dan Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia (PTDI). KF-21 Boramae dirancang dengan teknologi radar canggih, sistem avionik modern, dan kemampuan siluman yang akan meningkatkan kekuatan udara Indonesia. Selain itu, Indonesia juga menggunakan kapal selam Chang Bogo yang merupakan hasil kerja sama dengan Korea Selatan.
7. Kerja Sama dengan Turki
Indonesia dan Turki telah bekerja sama dalam mengembangkan berbagai produk militer, salah satunya adalah Medium Tank Kaplan yang diproduksi bersama oleh PT Pindad (Indonesia) dan FNSS (Turki) diberi nama Tank Harimau. Kaplan memiliki kemampuan manuver yang baik di medan berat serta dilengkapi dengan persenjataan canggih dan sistem proteksi tinggi.
Beberapa state of arch dari persenjataan Turki yaitu memiliki drone tempur Bayraktar TB2, yang telah menarik perhatian dunia karena kemampuannya yang efektif dalam peperangan modern.
Bayraktar TB3 Drone: Drone tempur Turki yang dilengkapi persenjataan presisi, mampu lepas landas dari kapal, ideal untuk operasi jarak jauh.
Akinci Drone: Drone tempur strategis Turki dengan muatan besar, kemampuan pengawasan tinggi, dan kecerdasan buatan untuk serangan multi-peran.
HISAR Missile memiliki kemampuan untuk menyerang target dengan kecepatan tinggi dan presisi berkat penggunaan sistem panduan radar dan elektro-optik. HISAR juga dilengkapi dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi yang memungkinkan penghancuran target secara efektif.
Firtina Self-Propelled Howitzer: Howitzer otomatis Turki dengan daya tembak tinggi, mobilitas cepat, dan akurasi canggih untuk mendukung artileri medan perang.
Kerja sama pertahanan Indonesia dengan negara-negara seperti India, Prancis, Uni Emirat Arab, Kamboja, Brasil, Turki, dan Korea Selatan merupakan upaya strategis untuk meningkatkan keamanan nasional sekaligus memperkuat teknologi militer.
Namun tidak cukup hanya dengan teknologi canggih tersebut, deterence terbaik adalah Teknologi Nuklir. Ini menjadi jaminan kemananan nasional pada era saat ini, untuk itu benar yang disampaikan oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskwa, pada Rabu (31/7/2024) dimana permintaan Teknologi Nuklir di isyaratkan secara langsung kepada Presiden Rusia.