Debat Kedua Pilgub Banten : Airin dan Andra Sama-sama Lihat ‘Contekan” dan Sepakat Blank Spot Hambat Digitalisasi
BANTEN – Debat kedua Pemilihan Gubernur Banten untuk Pilkada 2024, pasangan nomor urut 1 Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi dan pasangan nomor urut 2 Andra Soni-Dimyati Natakusumah sepakat bahwa blank spot atau area sulit akses informasi/internet, hambat digitalisasi pemerintahan.
Debat kedua Pilgub Banten telah digelar pada Kamis, (07/11/2024) di Jakarta dan disiarkan langsung oleh BTV. Namun, debat kedua tidak terlalu jauh berbeda dengan debat pertama yang telah dilaksanakan 16 Oktober 2024. Selama debat berlangsung, para kandidat tampak sibuk membaca ‘contekan’ atau catatan masing-masing ketika menjawab maupun menanggapi pernyataan dan pertanyaan.
Dalam adu gagasan kedua ini, kedua pasangan calon tidak terlalu jauh berbeda dengan penampilan pada saat debat pertama. Dimana saat debat mereka hanya berfokus untuk menyampaikan visi misi mereka ketimbang persoalan yang ada saat debat. Penampilannya juga lebih cenderung bermain aman dan bahkan pada satu momen mereka bersepakat atas pendapat calon yang lain.
Lihat juga Debat Kandidat Pilgub Banten Belum Bicara Strategi Realisasi Program
Baik pasangan Airin-Ade dan Andra-Dimyati juga sepakat bahwa di Banten masih ada titik blank spot yang menghambat digitalisasi pemerintahan.
Airin menyoroti kondisi Banten Selatan yang sampai saat ini masih banyak wilayah yang tidak terjangkau sinyal dan jaringan internet atau blank spot. Sehingga menjadi masalah yang perlu diatasi jika ingin melakukan digitalisasi pemerintahan.
“(Peningkatan) sinyal ini harus kita terus lakukan. Tidak ada lagi blank spot. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses internet,” katanya saat debat dikutip dari live streaming Youtube KPU Banten, Jumat, (08/11/2024).
Airin juga mengatakan bahwa untuk memaksimalkan digitalisasi pemerintahan, perlu juga dilakukan sosialisasi yang masif kepada masyarakat, akan adanya kanal-kanal pelayanan digital itu.
Menanggapi pernyataan tersebut, Andra Soni mengatakan bahwa di Provinsi Banten masih banyak daerah blank spot. Meskipun jarak antara Banten dengan Jakarta yang dulu Ibukota negara berdekatan.
“Walaupun berdekatan dengan Jakarta, masih banyak blank spot di wilayah Banten. Sehingga proses-proses pelayanan publik sampai saat ini masih belum bisa dimaksimalkan. Jadi saya melihat bahwa posisi Provinsi Banten hari ini yang pertama adalah bagaimana kita meratakan, bagaimana kita memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat, untuk bisa mendapatkan pelayanan internet sebelum kita masuk ke wilayah digital,” tuturnya. (ukt)