Dari Debat Cawapres : Hilirisasi, Korupsi, Hingga Selepet
BANTEN – Debat pertama calon wakil presiden (Cawapres) untuk Pemilu 2024 telah sukses dilaksanakan pada Jumat, (22/12/2023) malam.
Debat Cawapres malam lalu bertema Ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.
Debat cawapres terbagi dalam sesi pertama penyampaian visi-misi, menjawab pertanyaan yang telah disiapkan panelis, tanya jawab antar cawapres, dan closing statemen.
Pada sesi penyampaian visi-misi, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka diberikan kesempatan pertama untuk menyampaikan gagasannya, selanjutnya cawapres nomor 3 Mahfud MD, dan terakhir cawapres nomor 1 Muhaimin Iskandar.
Lihat juga Fasilitasi Peraga Kampanye KPU Banten Minim, Parpol Belum Tahu
Gillian pertama Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, berjanji melakukan pembangunan yang tidak lagi Jawa sentris. Hal yang pertama akan dilakukan adalah dengan cara hilirisasi. Baik hilirisasi tambang, pertanian, perikanan, digitalisasi, dan lainnya. Seperti diketahui, hilirisasi merupakan program dari presiden Joko Widodo.
Selain itu, Gibran juga mengatakan jumlah UMKM yang dimiliki Indonesia sebanyak 64 juta UMKM yang menyumbangkan 61 persen produk domestik bruto (PDB).
Menurutnya apabila langkah-langkah tersebut terlaksana, maka 19 juta lapangan pekerjaan akan terbuka. Ia berkeyakinan suatu saat nanti Indonesia akan menjadi raja energi hijau dunia dengan segala sumber daya alam yang dimiliki. Narasi besar yang digagas oleh cawapres nomor urut 2 yaitu keberlanjutan, percepatan, dan penyempurnaan.
Selanjutnya, visi-misi cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menegaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7 persen karena memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang hebat. Pokok dari permasalahan adalah banyaknya korupsi di berbagai sektor.
“Kita menginjak bumi ada korupsi di tanah dan pertambangan, kita ke laut ada korupsi di masalah kelautan, kita ke udara pesawat terbang kita ternyata juga banyak korupsi,” kata Mahfud saat debat.
Mahfud mengatakan kuncinya adalah memberantas korupsi. Menurutnya banyak pengusaha yang ingin berinvestasi di Indonesia diperas, ketika bayar dan diketahui oleh pemerintah, sang investor ditangkap dengan tuduhan menyuap. Oleh sebab itu korupsi harus dilawan bersama-sama agar terjadi pemerataan pembangunan.
Sedangkan Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dalam menyampaikan visi misi membawa sarung sebagai simbol “Selepet”. Di kalangan santri, selepet bisa membangunkan yang tidur, menggerakkan yang loyo, dan sekaligus mengingatkan yang lalai. Muhaimin menyinggung 8 juta pengangguran masyarakat Indonesia dan 80 juta masyarakat yang bekerja di sektor informal tapi tidak memiliki penghasilan yang pasti.
Ketua Umum DPP PKB ini berjanji, pasangan nomor urut 1 apabila terpilih akan memastikan 5 persen dari APBN untuk kaum muda Indonesia salah satunya adalah kredit usaha anak muda (KAMU) untuk menjadi pelaku ekonomi. Muhaimin juga berjanji akan memberikan dana sebesar Rp5 miliar untuk setiap desa yang ada di Indonesia.
Lebih Matang
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Universitas Esa Unggul, Harits Hijrah Wicaksana mengungkapkan, debat kedua atau debat cawapres yang diadakan oleh KPU kali ini jauh terlihat lebih matang. Mulai dari pembawa acara, pendukung calon yang lebih tertib dibanding yang pertama dan sebagainya.
Namun, Harits melihat waktu yang disediakan oleh KPU tidak terlalu lama sehingga gagasan para calon tidak tersampaikan secara utuh. Sehingga butuh pendalaman diluar debat yang diadakan oleh KPU seperti para calon hadir di mimbar-mimbar yang disediakan oleh kampus.
“Kalau kita melihat memang tidak terlalu utuh waktu yang diberikan KPU. Sehingga butuh pendalaman debat-debat ini diluar debat KPU,” ungkap Harits saat dihubungi melalui pesan Whatsapp, Sabtu, (23/12/2023).
Dia menilai, Gibran yang dinilai kurang mumpuni oleh banyak orang memberikan penampilan yang cukup karena tema tentang ekonomi. Akan tetapi, gagasan yang diberikan oleh Gibran masih euphoria sehingga belum terukur capaian yang ingin didapat.
“Alat ukurnya belum terlihat cuma angan-angan mau bikin, mau bikin ini,” kata Harits menilai apa yang disampaikan Gibran.
Ditambahkan, penampilan Gibran saat debat cawapres semalam tidak jauh berbeda dengan gaya debat Presiden Joko Widodo yang merupakan ayahnya Gibran pada debat capres 2014 dan 2019.
Menurutnya, tidak ada yang membedakan Jokowi dengan cara bicaranya Gibran. Harits juga menyinggung tentang pembawaan Gibran yang emosionalnya belum matang saat ditanya oleh Muhaimin Iskandar.
“Gibran ada beberapa pertanyaan yang dia sebetulnya terbawa kepada emosional. Gibran PR utamanya adalah kematangan emosisonal dia yang belum matang,” tukasnya.
Ungkap Harits, cawapres nor urut 1 Muhaimin Iskandar memang bukan ahli ekonomi sehingga secara realistis jawabannya nothing to lose.
“Cak Imin (Sebutan akrab Muhaimin Iskandar) memang bukan ekonom sehingga secara realistis jawaban cak imin lebih nothing to lose kalau saya lihat,” imbuhnya.
Sementara itu, kata Harits, untuk cawapres nomor urut 3 Mahfud MD jawabannya lebih rasional dan terukur. Hal itu karena Mahfud memiliki background ahli hukum tata negara.
“Ketika dikaitkan dengan keuangan, ekonomi, garis besar Pak Mahfud lebih pada kasus korupsi, penanganan kasus korupsi, kemudian menyelamatkan keuangan negara dan sangat penting yang dilakukan pak Mahfud,” katanya.
Harits menambahkan, secara overall rating Cak Imin dan Mahfud jauh diatas Gibran. (ukt)