Hidran Tak Jadi Prioritas, Kota Serang Dalam Bahaya Kebakaran

BANTEN – Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Serang mengungkapkan bahwa hingga kini hanya terdapat dua titik hidran yang ada di wilayah Kota Serang.
Dengan luas wilayah sekitar 266,7 km² dan jumlah penduduk 743.750 jiwa yang tersebar di 6 kecamatan, di Kota Serang hanya terdapat 2 titik hidran. Keduanya terletak di Pasar Lama dan Sekitar Jalan Veteran dekat kantor BNI Cabang Serang.
Kasi Pemadam Kebakaran Damkar Kota Serang, Ferdiansah Ramadhana mengatakan, dua titik hidran tersebut hingga saat ini belum bisa digunakan secara maksimal karena masih dalam proses pendataan.
Ferdi menyebut, kedua hidran tersebut merupakan bagian dari instalasi PDAM, namun belum jelas apakah asetnya milik Pemkot Serang atau masih milik Pemkab Serang.
“Kami sudah koordinasi dengan BPKAD Kota Serang, tapi masih pendataan. Kami belum berani pakai karena belum tahu status kepemilikannya,” katanya di kantor Damkar Kota Serang, Senin (04/08/2025).
Lihat juga Tiga Kecamatan di Kota Serang Rawan Kebakaran Lahan Saat Kemarau
Ketidakjelasan aset ini menyebabkan hidran yang seharusnya bisa mempercepat pemadaman tidak dapat diandalkan dalam situasi darurat.
“Kalau sudah jelas asetnya dan serah terima sudah selesai, kita bisa cek dan buka hidran,” ungkapnya.
Karena tidak adanya hidran, petugas pemadam harus mencari sumber air terdekat apabila kehabisan air saat memadamkan api. Seperti mengambil air di aliran sungai atau sumber air lainnya.
“Kalau dekat, kita isi air di kantor. Kalau jauh, kita cari sumber air sekitar,” jelasnya.
Menurut Ferdi, hidran di Kota Serang masih sangat minim. Padahal, jumlah bangunan bertingkat dan kawasan padat penduduk terus bertambah. Oleh karenanya, saat ini, pihaknya sedang mendorong agar hidran di Kota Serang ditambah.
Berdasarkan SNI 03-1735-2000 mensyaratkan hidran di halaman memiliki kemampuan memasok air 2.400 liter per menit dan bisa mengalirkan air minimal selama 45 menit. Ketentuan ini berlaku untuk bangunan atau gedung dan jadi syarat untuk memperoleh izin pembangunan.
Setiap tahun, kata Ferdi, Damkar Kota Serang menangani sekitar 100 hingga 200 kejadian kebakaran. Kerugian akibat kebakaran lahan maupun bangunan pada 2023 ditaksir mencapai Rp3,8 miliar, dan menurun pada 2024 menjadi Rp1,5 miliar berkat berbagai upaya pencegahan.
“Kami terus lakukan edukasi masyarakat, dari sosialisasi, pelatihan, hingga imbauan agar tidak bakar sampah sembarangan,” pungkasnya.
Selain minimnya hidran, kata Ferdi, Damkar Kota Serang saat ini baru memiliki satu pos pemadam kebakaran, padahal seharusnya pos pemadam ada di setiap kecamatan untuk memudahkan akses menuju lokasi kebakaran. Sementara berdasarkan SOP, Damkar Kota Serang harus tiba di lokasi kejadian 15 menit setelah laporan diterima.
Adapun jumlah armada mobil pemadam kebakaran saat ini berjumlah 5 unit. Terdiri dari 2 unit pemancar, 2 unit suplai, dan 1 unit korian.
“Kalau dari pos (di Kecamatan Cipocok Jaya) ke Taktakan, mana mungkin nyampe dalam 15 menit. Itu yang jadi tantangan kami,” imbuhnya. (ukt)