Tinggal Di Rumah Yang Hampir Roboh, Tak Pernah Tersentuh Bansos
BANTEN – Fi’ah (54), warga Kampung Kecacang RT 01/RW 05 Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, harus tinggal di rumah yang hampir roboh dan tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah.
Bantuan yang digelontorkan pemerintah tak pernah menjangkau rakyat kecil seperti Fi’ah (54) yang tak lagi bersuami ini. Fi’ah hanya tinggal bersama seorang cucu, lantaran sudah lama ditinggal suaminya yang meninggal dunia.
“Dewekan karo putu. Anak kita ninggal wadon, bapane urip ning wetan (Sendirian bareng cucu, anak saya perempuan sudah meninggal, bapaknya ada masih hidup tapi di timur),” kata wanita paruh baya yang tak fasih berbahasa Indonesia, saat ditemui di rumahnya, Rabu, (01/05/2024).
Rumah Fi’ah yang tampak rapuh dengan warna cat yang sudah tidak karuan, bersebelahan langsung dengan lahan persawahan milik warga. Bagian depan rumah terlihat memprihatinkan dengan kondisi tiang kayu pohon kelapa yang harus disangga agar tidak roboh.
Lihat juga Andika Daftar Jadi Balon Bupati ke PDIP
Memasuki bagian ruang tamu, kondisi dinding sebelah kiri rumah Fi’ah tak lagi berbata, melainkan ditutup spanduk dan kain. Mengenakan kerudung hitam, baju bermotif bunga dan kain, Fi’ah mengaku sudah berpuluh tahun tinggal di rumah tersebut dengan kondisi genteng yang sudah bocor dan dinding yang rapuh. “Umahe rombeng, udanmah melayu ning jaba ning emper uong udanmah (Rumahnya jelek, kalau hujan tidurnya di teras rumah warga),” jelasnya.
Wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh serabutan di sawah tersebut tidak mampu memperbaiki rumahnya karena penghasilannya yang sangatlah minim. Itupun jika musim tanam padi dan musim panen telah tiba. “Udah puluhan tahun belum dikasih apa-apa (bansos), nggak dapet apa-apa. Seumur bebayi boten dikasih apa-apa,” terangnya.
Fi’ah merasa sedih ketika ada tetangganya yang dinilai mampu mendapatkan bantuan dari pemerintah entah itu Program Keluarga Harapan (PKH), ataupun bentuk bantuan lainnya dari pemerintah. Rumahnya yang sudah tidak layak huni tersebut sudah berulang kali didokumentasikan oleh RT maupun pihak kelurahan. Namun, hingga kini tidak kunjung mendapatkan perbaikan.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh salah seorang keponakan Fi’ah yang tinggal tidak terlalu jauh. Lilis turut prihatin atas kondisi yang dialami Fi’ah. “Ke rumah saya, kadang ke rumah anaknya. Setahu saya sampe sekarang gapernah dapet bantuan apa-apa sama sekali sampai sekarang,” tuturnya. Namun, kata Lilis, beberapa hari yang lalu ada pihak pemerintah yang datang ke rumah Fi’ah mendata dan menjanjikan akan dibangunkan rumah. Akan tetapi Lilis tidak begitu mengingat dari dinas mana yang datang ke rumah Fi’ah. (ukt)