Dipukuli Murid Lainnya, Siswa SD di Kabupaten Serang Harus Operasi Usus
BANTEN – Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pematang Warung, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Muhamad Akbar Al Faruq, menjadi korban perundungan (bullying) murid lain di sekolahnya.
Siswa kelas 4 ini mendapatkan tindak kekerasan sehingga harus menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon.
Kerabat Akbar, Abdul Rozak mengatakan, Akbar sering mendapatkan bullying dari teman sekolahnya. Bahkan sampai terjadi aksi kekerasan. “Perutnya dipukuli oleh temannya,” katanya, Selasa (05/11/2024).
Lihat juga Angka Pengangguran di Banten Masih Tinggi, Tembus Lebih dari 414.000 Orang
Ia menceritakan, aksi pemukulan itu berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Mulai dari Rabu (30/11/2024) hingga Jumat (1/11/2024).
“Malam sabtunya, Akbar kesakitan parah,” ujarnya.
Ironisnya, aksi bullying tersebut berlangsung di dalam kelas saat jam istirahat. “Yang mukulin satu orang, dia memaksa Akbar untuk main boxing. Tapi Akbar tetap nolak gak mau. Ditinju juga Akbar tetap gak melawan,” terangnya.
Sekarang, Akbar menjalani operasi di RSKM Cilegon karena usus buntunya pecah. “Perut bagian kanan mengalami pembekakan, kalau kata dokter kondisi ususnya sudah parah,” ucapnya.
Dia berharap pihak sekolah dapat menyelesaikan persoalan yang terjadi. Apalagi aksi kekerasan berlangsung di lingkungan sekolah. “Pihak sekolah paling tidak harus memediasi orang tua korban dan orang tua pelaku. Harus ada upaya penyelesaian untuk pemulihan korban, baik secara fisik maupun psikis,” tegasnya.
Dirinya mau, kejadian serupa tidak lagi terjadi di lingkungan sekolah. “Bagaimana pun bullying harus ditiadakan, pihak sekolah harus melakukan antisipasi dan pencegahan, jangan terkesan mewajarkan,” jabarnya.
Sementara Kepala Bidang SD pada Dindikbud Kabupaten Serang, Janjusi menyampaikan, pihaknya masih menelusuri terkait dugaan kasus bullying yang terjadi di SDN Pematang Warung, Kecamatan Cinangka.
Pihaknya terlebih dahulu harus mendalami informasi yang masuk supaya tidak salah dalam menentukan keputusan. “Kita lihat nanti kejadiannya seperti apa, kita masih telusuri. Kondisinya seperti apa, kejadiannya seperti apa, akan kita tindaklanjuti,” ungkapnya..
Janjusi menambahkan, sebenarnya sudah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk mengantisipasi agar tidak terjadi bullying di sekolah-sekolah.
“Kita sudah berikan sosialisasi baik ke sekolah ataupun ke kepala sekolah ataupun ke guru. Cuma memang sering kali kondisi di sekolah di luar kontrol,” pungkasnya. (rf)