Lomba Mendongeng, Satu Upaya Lestarikan Budaya Lokal
BANTEN – Salah satu cara untuk melestarikan budaya lokal adalah dengan menggelar lomba bercerita atau mendongeng siswa/siswi SD dan SMP/MI se-Kabupaten Serang di Aula Tb Suwandi, Setda Kabupaten Serang pada 2-3 Juli 2024.
Kepala DPKD Kabupaten Serang, Aber Nurhadi mengatakan, lomba mendogeng yang dilaksanakan adalah tahun kedua di era kepemimpinannya.
Tujuannya, pertama menggali potensi cerita-cerita daerah supaya terangkat kembali bahkan ke depannya bisa menjadi identitas daerah.
“Kita (Kabupaten Serang) belum punya identitas. Kita masih mengenalnya seperti lutung kasarung dan tangkuban perahu yang bukan merupakan budaya lokal Kabupaten Serang,” ucapnya kepada awak media, Selasa (2/7/2024).
Lihat juga 791 Ribu Warga Banten Masih Miskin
Makanya, lewat lomba ini, DPKD Kabupaten Serang ingin ungkap potensinya seperti apa. “Seperti yang tampil ada membawakan cerita tentang karang bolong yang tentunya mengangkat cerita daerah Kabupaten Serang,” ujarnya.
Lalu kedua, lanjutnya, memberikan kesempatan pengalaman kepada anak-anak untuk bagaimana mencitai kearifan lokal sehingga ke depan, di era modern tidak meninggalkan budaya setempat.
“Kita contoh Bali, sudah modern. Tapi budaya daerahnya tidak ditinggalkan. Jadi kita juga jangan sampai terkikis atau dilupakan. Perlu ada upaya bagaimana remaja kita tidak menolak modernisasi tidak meninggalkan budaya termasuk cerita daerah ini,” tuturnya.
Diakuinya, anak anak sekarang lebih mengenalnya Ipin Upin. “Padahal kita banyak budaya lokal. Makanya, harus dicari solusi dan DKPD Kabupaten Serang merasa terpanggil untuk ikut melestarikan budaya lokal,” jelasnya.
Disinggung peserta, dia menerangkan untuk kategori SD/MI ada 35 peserta yang dilaksanakan pada 2 Juli 2024. Untuk SMP/MTs pada 3 Juli 2024.
“Para pemenang di ajang tersebut, akan diberi kesempatan di Gebyar Literasi pada 14 September 2024 mendatang,” jabarnya.
Sementara untuk juri, diakui Aber dari komunitas dongeng yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Serang. “Juri dongeng dari bebeberapa kecamatan seperti Waringinkurung dan lain-lain supaya netral. Anak dinilai sesuai kemampuannya,” tutupnya.