Memprihatinkan, Pasien Kanker di Kota Serang Tak Punya Biaya untuk Berobat

BANTEN – Maesaroh (43) warga Lingkungan Tembong Kidul RT003/RW003, Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang pengidap kanker payudara, tak mampu berobat akibat ketiadaan biaya, namun tak mendapatkan perhatian pemerintah.
Suami Maesaroh, Deden mengatakan, istrinya mengidap kanker payudara sebelah kiri sekitar bulan Juli tahun 2023. Karena mengidap kanker, akhirnya dilakukan operasi pengangkatan kanker di salah satu rumah sakit di Kota Serang.
Namun, kata Deden, dua bulan usai dilakukan operasi kondisi istrinya mengalami penurunan dan harus dirujuk ke beberapa rumah sakit. Hingga akhirnya pada awal tahun 2024 harus dirujuk ke Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.
“Pengobatan di RS Dharmais sampai saat ini dalam tahapan penyinaran/kemoterapi,” katanya, Rabu, (19/02/2025).
Lihat juga Sampah Kota Serang Tak Terkelola, Warga Kena Getahnya
Kata Deden, istrinya masih memiliki jadwal 10 kali penyinaran di RS Dharmais. Selama pengobatan istrinya sempat dibawa pulang pergi ke RS Dharmais menggunakan ambulans BRI Peduli. Namun, saat ini ambulans tersebut sudah tidak bisa lagi membantunya.
“Untuk pengobatan dicover seluruhnya oleh BPJS namun terkendala dengan biaya ambulans,” jelasnya.
Deden dan Maesaroh yang selama ini tinggal di rumah mertuanya mengaku bingung mencari suaka untuk membawa istrinya melakukan penyinaran. Hal itu karena satu kali perjalanan ke RS Dharmais membutuhkan biaya perjalanan sebesar Rp750 ribu. Kondisi tersebut diperparah karena Deden tak memiliki pekerjaan tetap dan lebih banyak mengurus istrinya.
“Saat ini bingung untuk pengobatan lanjutan ke RS Dharmais,” pungkasnya. (red)