Pendangkalan di Pelabuhan Karangantu Bikin Susah Nelayan
BANTEN – Nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Kota Serang, Banten, mengeluhkan sulitnya proses bongkar muat dan keluar masuk pelabuhan akibat pendangkalan di Pelabuhan Karangantu.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sejumlah perahu terlihat bersandar di atas tumpukan lumpur tebal. Kondisi ini membuat nelayan kesulitan dalam proses bongkar muat ketika akan bersandar di sekitar pelabuhan. Bahkan, ada nelayan yang sampai berenang untuk memperlancar proses masuk ke area pelabuhan lantaran baling-baling kapal yang tersangkut lumpur.
Menurut data yang diunggal di website pipp.kkp.go.id, jumlah kapal yang bersandar dan berlabuh diPelabuhan Karangantu sebanyak 218 unit.
Lihat juga Sempat Hilang Kontak, Dua Nelayan Asal Lebak Ditemukan Terdampar di Pantai Kulon Progo Yogyakarta
Tarjuki, seorang nelayan mengaku kerap mengalami kesulitan ketika hendak masuk ke sekitar pelabuhan akibat lumpur tebal.
“Kandas juga, keluar kandas masuk kandas karena pendangkalan,” ujarnya di sekitar PPN Karangantu, Kamis, (14/03/2024).
Menurut pengakuan Tarjuki, pendangkalan sudah terjadi sejak lebih dari 5 tahun. Bahkan, ketika air laut sedang surut maka air di area keluar masuk pelabuhan Karangantu hanya memiliki kedalaman 1 meter sehingga mempersulit nelayan ketika ingin menyandarkan kapal. Padahal, sebelum pendangkalan kedalamannya mencapai 4 meter.
Tarjuki mengungkapkan, pengerukan lumpur sudah sering diajukan permohonannya oleh para nelayan kepada pemerintah. Namun pemerintah hingga saat ini masih belum melakukan tindakan.
“Minta ke pihak terkait minta dikeruk tapi sampai sekarang nggak ada informasi,” katanya.
Ketika surut, kata Tarjuki, proses bongkar muat hasil tangkapan nelayan terganggu, karena harus menunggu air laut rob demi menambah kedalaman air akses keluar masuk pelabuhan.
“Kipasnya kena lumpur, kadang kena sampah plastik makanya susah. Iya karena pendangkalan ini banyak nelayan kesulitan,” jelasnya.
Tarjuki berharap, pemerintah pusat maupun daerah dapat memperhatikan nasib mereka dan bisa membantu mengeruk lumpur yang ada di sekitar PPN Karangantu.
Hal sama juga dikeluhkan Iwan yang mengaku perahunya kerap mengalami kesulitan saat hendak keluar masuk pelabuhan Karangantu.
Ia harus mengeluarkan tenaga ekstra ketika ingin berlayar maupun bersandar.
“Udah bertahun-tahun ini mah kayak gini terus. Makanya sering di posting supaya dikeruk,” katanya sambil lalu. (ukt)