Banten

Rezeki Bulan Maulid, Rezeki Bagi Penjual Hiasan Panjang Mulud di Kota Serang

BANTEN – Penjual hiasan panjang mulud ikut ketiban rezeki bersamaan dengan tradisi panjang mulud yang ada di masyarakat Banten saat merayakan memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Setiap daerah memiliki caranya tersendiri dalam merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, demikian juga warga Kota Serang. Tradisi yang ada di kalangan masyarakat Kota Serang adalah “Panjang Mulud” dan Ngeropok yaitu, tradisi melibatkan sekolompok orang atau individu yang datang dan mengikuti prosesi acara panjang mulud dengan harapan mendapatkan makanan atau barang barang.

Rangkaian peringatan Maulid di setiap wilayah Kota Serang berbeda-beda dan biasanya diawali dengan ceramah di masjid hingga arak-arakan panjang mulud. Panjang merupakan gunungan makanan yang disajikan dalam bentuk unik, seperti berbentuk hewan, kapal, masjid, dan sebagainya.

Menurut Sobri, penjual hiasan panjang mulud di sekitar Cinanggung, Kelurahan Kaligandu, Kota Serang,  dia sudah berjualan panjang mulud sejak tahun 2007 dan mampu membuat hingga 250 buah hiasan panjang mulud setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Hampir 15 tahunan. Dari saya belum punya anak sampe sekarang anak sudah SMP, kita buat hingga 250 buah,” kata Sobri saat ditemui di tempatnya berjualan, Rabu, (27/9/2023).

Lihat juga Wahai Pemuda Waspadalah, Gara-Gara Promosikan Situs Judi Online Jadi Tahanan Polda Banten

Sobri mengaku mampu menghabiskan waktu seharian untuk membuat kerajinan panjang mulud model perahu ukuran besar. Jika hiasan panjang mulud model masjid,  dirinya bisa membuat sebanyak 4 buah dalam sehari.

“Harga mulai dari Rp100 ribu sampai Rp500 ribu, tergantung tingkat kesulitan pembuatan dan tergantung penawaran dari konsumen juga,” jelasnya.

Dari jualan hiasan panjang mulud tersebut, Sobri mendapatkan keuntungan lebih dari Rp10 juta selama momen perayaan Maulid.

“Tahun lalu keuntungan alhamdulillah bisa  sampai 10 juta lebih dalam 2 bulan dari awal bikin sampai terjual,” ujarnya.

Sementara itu, Ahmad Jumeji, penjual hiasan panjang mulud di lingkungan Kaliwadas, Kampung Domba, Lopang, Kota Serang, mengaku sudah 5 tahun berjualan hiasan panjang mulud.

“Modalnya paling  Rp5 juta sampai Rp7 juta-an. Keuntungan paling 20 persennya dari modal awal itu,” jelasnya.

Dikatakan Jumeji, kerajinan panjangnya beragam, seperti model masjid, perahu, dan model binatang. Ia mematok harga pada kisaran Rp100 ribu sampai Rp750 ribu. Pria yang sehari-hari berprofesi penjual kayu ini mengatakan, berjualan panjang mulud hanya setiap bulan Maulid saja. (ukt)


Discover more from banteninside

Subscribe to get the latest posts to your email.

Leave a Reply

Back to top button