Sekolah Siapkan Buku Panduan Ramadhan Untuk Siswa, Sambut Baik Pembelajaran Mandiri dan Libur Ramadhan
BANTEN – Pihak sekolah menyambut baik terbitnya Surat Edaran Bersama (SEB) Tiga Menteri terkait pembelajaran mandiri dan libur sekolah di bulan Ramadhan.
SEB 3 Menteri Nomor 2 Tahun 2025/Nomor 400.1/320/SJ tentang pembelajaran di Bulan Ramadhan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi terdapat poin penting yang harus diperhatikan sekolah, siswa, dan orang tua.
Di surat tersebut juga tertuang tentang pembelajaran secara mandiri selama libur Ramadhan yaitu tanggal 27-28 Februari, 3-5 Maret, 26-28 Maret, dan 2-8 April 2025.
Merespon kebijakan tersebut, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gowok Kota Serang, Encun Sunardi menyambut baik kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Meskipun demikian, libur di awal dan akhir bulan Ramadhan bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan. Karena pada tahun sebelumnya juga selalu ada libur, hanya saja libur Ramadhan kali ini jauh lebih panjang dan para siswa diharuskan belajar mandiri di rumah.
“Sebenarnya, libur Ramadhan sekarang dengan tahun-tahun yang sudah itu sebetulnya sama. Karena tahun yang lalu juga ada awal libur Ramadan, kemudian menjelang lebaran itu ada libur juga,” katanya di SDN Gowok, Rabu, (22/01/2025).
Lihat juga Terpaksa Mencuri Untuk Biaya Sekolah Adik, Kejari Bebaskan Pelaku Melalui Restorative Justice
Karena adanya belajar mandiri, kata Encun, pihak sekolah akan memberikan buku panduan Ramadhan kepada para siswa. Buku panduan tersebut berisi tentang hal apa saja yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran mandiri. Para siswa juga nantinya diwajibkan untuk mengisi buku panduan tersebut dengan diparaf oleh orang tua maupun ustadz.
“Kita berikan buku panduan Ramadhan. Nah di bukunya kan ada kegiatan puasa, sholat tarawih, kemudian belajar ngajinya. Jadi kita tetap kontrol,” ujarnya.
Menurut Encun, para siswa tidak akan dibebankan tugas-tugas akademik selama belajar mandiri. Karena mereka ditekankan untuk fokus beribadah dan belajar ilmu agama. Saat masuk sekolah, pihak sekolah juga akan mengadakan pesantren Ramadhan yang harus diikuti para siswa.
“Pertengahan Ramadhan itu memang biasanya juga sekolah itu KBM seperti biasa. Paling diisi beberapa hari itu dengan pesanten Ramadhan,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu siswa, Haikal mengaku tidak sepakat apabila libur sekolah hanya saat awal dan akhir Ramadhan. Ia mengaku menginginkan libur Ramadhan selama satu bulan penuh.
“Ramadhan mah libur sebulan puasa (harusnya). Belajar di rumah, ngaji,” katanya.
Menurut Haikal, apabila satu bulan penuh libur Ramadhan ia akan fokus pada kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. (ukt)