Banten

Penangkapan Warga Cibetus Padarincang Berlanjut, Emak-Emak Geruduk Polda Banten

BANTEN – Ratusan warga Kampung Cibetus, Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang bersama mahasiswa menggeruduk kantor Kepolisian Daerah (Polda) Banten pada Senin, (10/02/2025). Mereka menuntut pembebasan 11 warga yang ditangkap.

Penangkapan sekaligus penahanan itu diduga karena 11 warga terlibat dalam protes yang dilakukan warga hingga berujung pada pembakaran kandang ayam milik PT Sinar Ternak Sejahtera (STS) pada November 2024 lalu. Diketahui, 5 dari 11 warga yang ditangkap tersebut merupakan anak dibawah umur.

Salah satu perwakilan massa aksi, Ari mengatakan, aksi tersebut dilakukan buntut ditangkapnya sebelas warga. Sembilan warga ditangkap pada 7-8 Februari, sementara dua warga lainnya ditangkap pada 10 Februari.

Mereka menuntut agar 11 warga yang ditangkap diperbolehkan mendapat pendampingan hukum. Selain itu, ia juga meminta agar aparat kepolisian yang masih berpatroli di Kampung Cibetus untuk ditarik mundur.

“Pihak kepolisian yang masih ada di Padarincang untuk tidak ada lagi di Padarincang karena itu sangat meresahkan masyarakat. Khususnya banyak anak-anak of itu merasa ketakutan karena adanya pihak aparat yang membawa senjata lengkap,” tuturnya di halaman Mapolda Banten.

Lihat juga Protes Pembangunan Kandang Ayam, 9 Warga Padarincang Ditangkap Aparat Polda Banten

Ari menjelaskan, kandang ayam milik PT STS sudah berdiri 13 tahun di Kampung Cibetus. Warga juga sudah melakukan protes ke berbagai instansi, namun tidak membuahkan hasil.

“Warga pernah ke kecamatan, ke pihak desa, sampai ke bupati. Tapi itu tidak ada hasil apapun,” jelasnya.

Ari mengungkapkan bahwa jarak kandang ayam dengan pemukiman warga hanya sekitar 20 meter. Hal itu juga berdampak pada sumber air yang berubah menjadi warna hitam dan berlendir.

Salah seorang ibu rumah tangga yang ikut aksi, Muniroh mengecam tindakan Polda Banten yang menangkap anaknya. Ia menuntut keadilan atas perilaku kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh aparat.

“Kita itu cuma butuh keadilan, kita hanya ingin sehat. Anak, adik saya, keluarga saya dibawa secara paksa,” katanya.

Menurut Muniroh, kelurarganya ikut aksi menolak adanya kandang ayam merupakan spontanitas karena keresahan selama belasan tahun. (ukt)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button