Opini

Karena Washington, Warga Dunia Membenci Komunisme

Di dunia kita saat ini, orang-orang yang peduli akan keadilan sosial di wilayahnya dipandang sebagai makhluk yang keji nan amoral.

Mereka memiliki ambisi untuk menyejahterakan kondisi hidup keseluruhan manusia tanpa memandang kelas. Tapi, di tengah jalan perjuangan, ada sesosok monster yang siap melahap mereka. Monster itu tidak sudi mereka hidup. Kematian mereka adalah anugerah bagi sang monster. Mengapa? Karena di dalam tubuh sang monster hidup monster-monster kecil yang rakus akan kekayaan.

Vincent Bevins, seorang jurnalis yang menghuni tubuh monster itu, hendak menguak rahasia-rahasia kejam yang disimpan oleh sang monster. Melalui bukunya yang berjudul Metode Jakarta: Amerika Serikat, Pembantaian 1965, dan Dunia Global Kita Sekarang, Bevins dengan sungguh telaten mengabarkan kepada seluruh penduduk bumi bahwasannya sang monster gemar menyiksa, meneror, hingga membunuh orang-orang yang menginginkan perubahan. Perubahan dianggap dosa. Barang siapa yang menginginkan perubahan, bersiaplah untuk mendapatkan siksaan.

Monster yang saya maksud adalah Amerika Serikat dan orang-orang yang peduli akan keadilan sosial adalah kaum komunis. Pertarungan antara keduanya menyebabkan kegemparan yang dahsyat. Orang-orang komunis yang divonis kalah dalam pertarungan kerap kali mendapatkan teror yang tak berujung. Rasa takut akan dibunuh secara keji bersarang lama dalam benak mereka.

Peristiwa kekerasan masa lampau mengakibatkan mereka tidak berani lagi memekikan kata “revolusi”. Agen-agen antikomunisme fanatik seluruh dunia yang patuh kepada Amerika Serikat menancapkan ideologi antikomunismenya secara radikal. Sehingga, ideologi komunisme tidak mendapatkan tempat di dunia ini. Dan orang-orang yang masih mempelajari atau bahkan sampai mengilhaminya, jangan harap mereka bisa tenang selama hidupnya.

“Antikomunisme fanatik tak pernah benar-benar meninggalkan kita, bahkan di dunia pertama” (hlm. 372)

Pada Mulanya Adalah Peristiwa Genosida di Indonesia 1965

Dalam wawancaranya dengan Windu Jusuf, Bevins mengatakan bahwa tahun 1965 adalah titik balik terpenting pada abad 20. Seperti yang kita tahu, Indonesia pada tahun 1965 banjir darah. Separuh rakyat Indonesia dirampas nyawanya. Mereka juga diteror tanpa henti. Para tentara memburu kaum komunis dan terduga komunis. Tidak hanya tentara, kaum beragama turut memburu kaum komunis. Suasana Indonesia pada tahun 1965 sungguh mencekam.

Lihat juga  Zaman Serba Boleh

Peristiwa keji yang terjadi di Indonesia meninggalkan luka yang sangat dalam bagi para penyintas ’65. Mereka dirundung trauma, tubuh mereka bergetar ketika mendengar cerita pembasmian kaum komunis atau pun terduga komunis pada tahun 1965, dan disingkirkan secara semena-mena dalam sistem sosial yang ada di lingkungan masyarakat mereka.
Di satu sisi, operasi penumpasan kaum komunis di Indonesia mengilhami para kaum antikomunis di benua Amerika Selatan untuk melakukan metode yang sama seperti yang dilakukan oleh kaum antikomunis di Indonesia.

Di Brasil, ada satu operasi bernama Operacao Jacarta atau Operasi Jakarta. Operasi ini adalah salah satu upaya kaum antikomunis untuk menyingkirkan dominasi Partai Komunis Brasil di negaranya. Tujuannya adalah untuk membunuh para anggota partai tersebut atau pun orang-orang yang memiliki hubungan dengan para anggota partai tersebut.

“Operacao Jacarta, atau “Operasi Jakarta”, adalah nama untuk bagian rahasia dari rencana pembasmian, menurut dokumentasi yang dihimpun oleh Komisi Kebenaran Brasil.” (hlm.296)
“Jakarta” menjelma menjadi kata yang menyeramkan. “Jakarta” berarti pertumpahan darah. “Jakarta” menyebar ketakutan bagi orang-orang komunis. Di Cile, kata “Jakarta” digunakan oleh faksi sayap kanan sebagai senjata teror yang ampuh bagi orang-orang komunis atau yang orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan orang-orang komunis.

Pada tembok-tembok yang ada di Santiago, terdapat mural-mural bertuliskan “Yakarta viene”, “Jakarta se acera”(memiliki arti “Jakarta Tiba”) , atau tertulis “Jakarta” saja. Maksudnya adalah: tidak lama lagi, Cile akan menemui peristiwa paling keji yang sebelumnya pernah terjadi di Indonesia; genosida yang menimpa orang-orang komunis.

Carmen Hertz, seorang pengacara program reforma agraria Salvado Allende (presiden Cile yang berporos kiri), beserta suaminya bahkan mendapatkan teror yang lebih mencengangkan. Mereka mendapatkan sepucuk kartu pos bertuliskan “Jakarta Tiba” dan juga pada kartu pos tersebut terdapat cap logo Patria y Libertad (partai sayap kanan Cile yang memiliki ideologi antikomunisme).
Setelah mendapatkan kartu pos yang bernada ancaman itu, Carmen dan suami cemas. Mereka takut hal-hal buruk menimpa mereka. Apalagi mereka memiliki bayi yang masih perlu dirawat secara tuntas.

“Setelah membacanya, Carmen mendengar gedoran di pintu. Lalu teriakan, “Communista!” Ia balas teriak. Ia menggendong bayinya yang masih merah, German, mengambil pistol yang disembunyikn di dalam rumah, lalu lari ke jalan mengacung-acungkan pistolnya. Ia melepas tembakan ke udara.” (hlm. 300).
Kita tidak sepatutnya bangga mendengar nama ibu kota kita menjadi alat legitimasi untuk merampas nyawa ribuan manusia secara keji dan brutal. Perbedaan ideologi tidak boleh dianggap dosa. Hasrat untuk menyejahterakan diri sekaligus masyarakat tidak pantas untuk dipadamkan. Hanya orang-orang bernafsu liar dan bejat mencap orang-orang komunisme sebagai iblis yang patut untuk disiksa.

Akibat Kampanye Antikomunis di Seluruh Dunia

Kekerasan merupakan cara yang ampuh untuk melanggengkan ideologi antikomunisme di seluruh dunia. Pada tahun sebelum dan sesudah 1965 sudah banyak orang-orang yang bersimpati kepada ideologi komunisme mati di tangan faksi sayap kanan.

Di dalam buku ini, Bevins menunjukkan grafik mengenai angka kematian orang-orang kiri atau yang dituduh kiri di negara Dunia Ketiga. Misalnya: pada tahun 1965-1982, 1300 orang-orang kiri atau yang dituduh kiri mati. Guatemala (1954-1996) 200.000 korban jiwa. Sri Lanka (1987-1990) 40.000-60.0000 korban jiwa. Dan masih banyak korban jiwa lainnya di negara-negara yang sebagian besar berada di benua Amerika Selatan dan Asia (lebih spesifik Asia Tenggara).

Angka kematian akibat dari program penumpasan komunisme di bagian dunia ketiga selalu di atas 1000 korban jiwa. Bayangkan saja, Bevins menghimpun data-data kematian orang-orang kiri ini dari tahun 1945-2000. Berarti separuh populasi di dunia ini terbunuh secara keji oleh rezim antikomunis. Allahu Akbar! Saya bergidik setelah melihat grafik di dalam buku ini.

Bevins berpendapat bahwa kampanye antikomunis di seluruh dunia berhasil membentuk dunia kita hari ini. Melalui kekerasan, Washington dalam hal ini Amerika Serikat bisa melancarkan semangat Amerikanisasi di seluruh dunia bagian ketiga. Selain itu, Bevins memaparkan lima konsekuensi dari program pemberantasan komunisme di seluruh dunia. Pertama, orang-orang yang masih mengilhami komunisme mengalami trauma yang tak berkesudahan. Kedua, pemikiran-pemikiran alternatif yang mungkin akan muncul di dunia ketiga hancur begitu saja akibat dari genosida yang diprakarsai Washington. Ketiga, sikap rezim dan sistem ekonomi di setiap negara dunia ketiga terpengaruh dengan sistem ekonomi Amerika Serikat yang kapitalistis dan tidak memihak kepada orang-orang miskin. Keempat, gerakan sosialis di negara dunia ketiga terpaksa hancur. Dan yang terakhir, ideologi antikomunis menjadi paradigma global
“Namun, saya pikir sangat jelas bahwa hantu-hantu dari peperangan ini paling aktif gentayangan di negara-negara berkembang” (hlm.372)

Semangat revolusioner ala pemikiran kiri semakin tumpul taringnya. Orang-orang yang bermimpi akan kesejahteraan sosial harus mengubur mimpi-mimpi tersebut dalam-dalam. Atau, mereka secara tersembunyi membangun kekuatan bawah tanah yang sewaktu-waktu akan meledak sehingga menjungkalkan orang-orang berkuasa di atas sana. Kata “utopis” menjadi semakin realistis. Namun, saya percaya, akan tiba saatnya keadilan sosial ditegakkan dan sistem ekonomi nirkemanusiaan akan runtuh.

Takkan berubah

Organisir benci

Mengumpulkan bara

(Tuhan di Reruntuh Kota – Dongker)

 


Discover more from banteninside

Subscribe to get the latest posts to your email.

Leave a Reply

Back to top button