Penjual Jamu Kumpulkan Uang Koin di Galon Air Mineral, Demi Daftarkan Anak Sekolah Tahfidz
BANTEN – Suasana Pondok Pesantren (Ponpes ) Sabilurrahman Cibajo, Walantaka, Kota Serang mendadak ramai. Lantaran ada orangtua calon santri yang mendaftarkan anaknya menggunakan uang koin satu galon air mineral.
Pasangan Siswoko dan Isma Lathifah warga Bumi Ciruas Permai (BCP), yang berprofesi pedagang kamu keliling mendaftarkan anaknya yang bernama Haikal Rasyid Muntdzar ke pesantren dengan menggunakan uang koin,dengan harapan anaknya menjadi hafidz Qur’an.
Baca juga Beres Pendaftaran, Jajaran KPU Banten Verifikasi Administrasi Dokumen Bacaleg
Pengasuh Ponpes Sabilurrahman, KH Ofa Mustofa mengatakan, kedua orangtua Haikal Rasyid Muntdzar datang mendaftarkan anaknya ke pesantren dengan uang koin yang dikumpulkan sejak 1 Maret 2021.
“Kedua orangtua Ini datang ke pondok, ingin putranya belajar di pondok pesantren. Berharap putranya menjadi generasi yang shalih dan memiliki ilmu agama yang mumpuni,” kata Ustad Ofa, Selasa (16/05/23).
Ustadz Ofa juga menjelaskan , kedua orang tua Haikal Rasyid Muntdzar berprofesi sebagai penjual jamu keliling dengan menggunakan speda motor dan ibunya bernama Isma Lathifah adalah ibu rumah tangga yang membantu menyiapkan jamu yang akan dijual suaminya.
“Kedua orangtua tersebut menyadari penghasilan penjualan jamunya tidak banyak dan lebih banyak mendapatkan uang receh lima ratusan dan seribuan,” katanya.
Dari hasil jualan tersebut dikumpulkan di galon air mineral dengan menyisihkan uang receh Rp500 an dan Rp1000 an dimulai dari tanggal 1 maret 2021. Sebagai upaya untuk mewujudkan keinginan mulia memiliki anak yang memahami ilmu agama dan menghafal alquran.
“Alhamdulillah, menjelang dzuhur beliau tiba di Popes Tahfidul Quran Sabilirrahman dengan membawa tabungannya dan bersama para asatidz uang receh tabungannya dihitung Rp5.580.000 jumlah keseluruhannya, dan semuanya diberikan untuk biaya pendaftaran santri baru Rp5.510.000 serta infaq Rp70.000,” tegasnya.
Pihaknya, tukas Ustadz Ofa, memperbolehkan kedua orang tua Haikal Rasyid Muntdzar membayar kebutuhan bulanan menggunakan uang koin.(llj)