Ada Sungai Sampah di Kabupaten Serang
BANTEN – Sungai Peng, Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang dipenuhi sampah dan lebih pantas disebut sebagai sungai sampah lantaran aliran airnya terhambat oleh tumpukan sampah.
Berdasarkan penelusuran banteninside.co.id di lokasi, tumpukan sampah yang memenuhi aliran sungai tersebut didominasi oleh sampah-sampah rumah tangga. Aliran yang dipenuhi sampah sendiri sekitar sepanjang 500 meter. Banyaknya sampah di lokasi menimbulkan aroma tak sedap ketika berjalan menyusuri sungai tersebut.
Salah seorang warga sekitar, Juminah mengatakan, tumpukan sampah tersebut sudah mulai menumpuk sekitar 8 tahun lalu. Dia mengungkapkan, sampah-sampah tersebut berasal dari sampah rumah warga di sekitar lokasi yang dibuang ke sungai secara terus menerus selama bertahun-tahun.
“(Warga) mau buang sampah kemana gaada tempatnya. Jadinya dibuang kesini. Ada pembuangan, sepuluh hari juga penuh. Nggak pernah diangkut,” katanya di lokasi, Kamis, (11/07/2024).
Lihat juga Kantongi Surat Tugas dari PKS, Najib Hamas Tantang Andika di Pilkada Kabupaten Serang
Juminah menjelaskan bahwa sampah-sampah di kampung tersebut tidak dikelola dengan baik. Hal itu karena hanya disediakan bak sampah namun tidak dilakukan pengangkutan oleh truk sampah. Padahal sebelumnya, pernah ada informasi akan diadakan pengangkutan sampah dan setiap warga nantinya harus membayar retribusi. Namun hal tersebut hingga saat ini tak kunjung terealisasi.
Dikatakan Juminah, aliran sungai tersebut dulunya cukup lebar dan memiliki kedalaman sekitar 2 meter. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan terus dijadikan tempat sampah akhirnya mengalami penyempitan sekaligus pendangkalan.
“Dulu kalo ini lebar, dalam. Sering digunakan untuk mandi,” tuturnya.
Akibat adanya tumpukan sampah tersebut, Juminah dan warga lainnya mengaku mengeluhkan bau sampah yang amat menyengat. Selain itu, sampah yang menumpuk juga menjadi sarang nyamuk.
“Dulu emang ada nyamuk, tapi gak separah sekarang. Kalau habis maghrib nyamuk banyak banget,” jelasnya.
Saat ini, kata Dia, aliran sungai tersebut sudah tidak dimanfaatkan oleh warga untuk mencuci maupun mandi karena sudah tidak layak. Ia berharap, ada perhatian dari pemerintah terkait untuk melakukan pengerukan dan juga menyediakan angkutan sampah untuk warga. Agar nantinya tidak ada lagi warga yang membuang sampah ke sungai.
“Sekarang mah dinikmatin aja bau juga. Tapi pengennya mah dikeruk supaya ngalir lagi,” imbuhnya.
Di tempat berbeda, warga lainnya, Samsiah juga mengeluhkan hal yang sama yaitu bau sampah dari tumpukan sampah yang ada di aliran sungai.
“Bukan bau lagi, bau banget,” katanya.
Dia mengungkapkan, aliran sungai tersebut sudah bertahun-tahun dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga di sekitar lokasi. Sehingga semakin lama semakin menumpuk.
“Kitamah pengennya di angkut. Supaya nggak menimbulkan bau,” keluhnya. (ukt)